MAKALAH
ENERGY LEVELS, SPECTRA AND
CORRESPONDENCE PRINCIPLE
Disusun
Oleh:
M. Akbar Pisnaji (A1C318034)
Hikma Ramadhani (A1C318003)
Yuli Astuti (A1C318011)
Haini Safitri (A1C318027)
Fauziah Yolviansyah (A1C318020)
PRORAM STUDIPENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga,
pikiran yang penulis miliki akhirnya Makalah
ini dapat terselesaikan. Salam dan salawat tak lupa penulis ucapkan
kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW yang telah memberi hasanah bagi umat
Islam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Fisika Modern
mengenai Energy Level and Spectra, Correspondence Principle. Yang mana mata
kuliah ini diampu oleh Bapak Alrizal, S.Pd., M.Si.
Sebagai manusia biasa, penulis sadar bahwa makalah ini sangat
jauh dari kesempurnaan karena suatu pemikiran yang sangat terbatas.Penulis
mangharapkan bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan diterima oleh semua pihak.
Akhirnya, segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT dan
kesalahan datangnya dari hambanya.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang dapat membangun serta bimbingannya untuk perbaikan pada penyusunan
makalah berikutnya.
Jambi, 20 November 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I
1.1. Latar belakang………………………………………….3
1.2. Rumusan masalah………………………………………4
1.3 Tujuan penulisan………………………………………..4
BAB II :
PEMBAHASAN
2.1 Tingkat Energi………………………………………….5
2.2 Spektrum Emisi Atom Hidrogen……………………….11
2.3 Correspondence Principle………………………………17
BAB III :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………….24
3.2 Saran……………………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada tahun 1914 James Franck dan
Gustav Hertz melakukan eksperimen untuk menguji secara langsung hipotesis Bohr
yang menyebutkan bahwa energi atom itu terkuantisasi.Atom gas bertumbukan
dengan elektron –elektron dan memperoleh energfi dari tumbukan hanya jika
energi elektron melampaui ambang tertentu.Eksperimen ini menunujukkan secara
langsung bahwa tingkat energi atomik memang ada dan tingkat – tingkat ini sama
dengan tingkat – tingkat yang terdapat pada spektreum garis.
Teori atom Bohr memperkenalkan
atom sebagai sejenis miniatur planit mengitari matahari, dengan
elektron-elektron mengelilingi orbitnya sekitar bagian pokok, tapi dengan
perbedaan yang sangat penting. Bilamana hukum-hukum fisika klasik mengatakan
tentang perputaran orbit dalam segala ukuran, Bohr membuktikan bahwa
elektron-elektrondalam sebuah atom hanya dapat berputar dalam orbitnya dalam
ukuran spesifik tertentu. Atau dalam kalimat rumus lain : elektron-elektron
yang mengitari bagian pokok berada pada tingkat energi (kulit) tertentu
tanpa menyerap atau memancarkan energi. Elektron dapat berpindah dari lapisan
dalam ke lapisan luar jika menyerap energi. Sebaliknya,elektron akan berpindah
dari lapisan luar ke lapisan lebih dalam dengan memancarkan energi.
Kemampuan teori Bohr yang
menjelaskan spektrum dari hydrogen atom, yakni telah diketahui bahwa gas
hydrogen jika dipanaskan pada tingkat kepanasan tinggi, akanmengeluarkan cahaya
dari suatu frekuensi tertentu.Nilai terbesar teori Bohr tentang atom dari
hipotesa sederhana tapi sanggup menjelaskan dengan ketetapan yang mengagumkan
tentang gelombang panjang yang persis dari semua garis spektral (warna)
yangdikeluarkan oleh hidrogen.
Persyaratan bahwa fisika kuantum memberikan hasil yang sama dengan fisika
klasik dalam batas bilangan kuantum yang besar disebut oleh Bohr sebagaiprinsip
korespondensi. Prinsip ini telah menjadi peran penting dalam pengembangan teori
materi kuantum.
Bohr sendiri menggunakan prinsip
korespondensi secara terbalik, untuk mencari kondisi stabilitas orbit. Mulai
dari Persamaan. (4.19) ia dapat menunjukkan bahwa orbit yang stabil harus
memiliki momentum sudut orbital electron.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana perumusan tingkatan energy model atom
Bohr?
2.
Bagaimana hubungan antara tingkatan energy dan
spectrum?
3.
Apa sajakah deret yang menggambarkan garis
spectrum emisi atom hydrogen?
4.
Bagaimana perbandingan teori atom dari fisika
klasik dan teori Bohr mengenai atom?
5.
Bagaimana perumusan persamaan untuk frekuensi
evolusi electron dan frekuensi foton?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui perumusan tingkatan energy
model atom Bohr.
2.
Untuk mengetahui hubungan antara tingkatan energy
dan spectrum.
3.
Untuk mengetahui deret yang menggambarkan garis
spectrum emisi atom hydrogen.
4.
Untuk mengetahui perbandingan teori atom dari
fisika klasik dan teori Bohr mengenai atom.
5. Untuk mengetahui perumusan persamaan untuk
frekuensi evolusi electron dan frekuensi foton.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tingkat Energi
Berbagai orbit yang diijinkan berkaitan
dengan energi elektron yang berbeda-beda. Energi elektron Endinyatakan dalam
jejari orbit rndiberikan dalam persamaan :
Disubstitusikan rnke
persamaan : n= 1, 2, 3,...
Sehingga,
n= 1,2,3,....
Energi yang ditentukan oleh persamaan tersebut disebut tingkat energidari
atom hidrogen yang diplot dalam gambar dibawah. Tingkat energi ini semuanya
negatif; hal ini menyatakan bahwa elektron tidak memiliki energi yang cukup
untuk melarikan diri dari atom. Tingkat energi yang terendah E1disebut keadaan
dasar (status dasar) dari atom itu dan tingkat energi yang lebih tinggi E2, E3,
E4, .... disebut keadaan eksitasi (status eksitasi). Ketika bilangan kuantum n
bertambah, energi En yang bersesuaian mendekati nol; dalam limit n = ∞, E∞= 0
dan elektronnya tidak lagi terikat pada inti untuk membentuk atom. (Energi
positif untuk kombinasi inti elektron berarti bahwa elektronnya tidak terikat
pada inti dan tidak ada syarat kuantum yang harus dipenuhinya;kombinasi seperti
itu tidak membentuk atom).
Deretan tingkat energi merupakan karakteristik semua atom, bukan hanya
hidrogen. Seperti dalam kasus partikel dalam kotak, pembatasan elektron
dalamsatu daerah ruang menimbulkan pembatasan pada fungsi gelombang yang
diperbolehkan, sehingga membatasi energi yang diijinkan hanya pada energi
tertentu saja. Terdapatnya tingkat energi atomicmerupakan contoh lebih lanjut
dari kuantisasi, atau kecatuan dari kuantitas fisis dalam skala mikroskopik.
Dalam dunia kita sehari-hari, materi, muatan listrk, energi dan
sebagainyakelihatannya malar. Dalam dunia atom, materi terdiri dari partikel
elementer yang memiliki massa diam tertentu; muatan selalu merupakan kelipatan
bilangan bulat dari +е atau –e; gelombang elektromagnetik dengan frekuensi v muncul sebagai arus foton, masing-masing
energi hv; dan sitem partikel yang mantap seperti atom, hanya dapat memiliki
energi tertentu. Seperti yang akan didapati kemudian, kuantitas lain dalam alam
juga terkuantisasi, dan kuantisasi ini memasuki segala segi bagaimana elektron,
proton, dan netron berinteraksi membentuk materi yang ada disekeliling kita(
dan yang membentuk kita) dengan sifat-sifat yang kita kenal.
Kehadiran tingkat energi diskrit tertentu dalam atom hidrogen menyarankan
adanya hubungan dengan spektrumgaris. Anggaplah jika sebuah elektronpada
tingkat eksitasi jatuh ke tingkat yang lebih rendah, kehilangan energinya
dipancarkan sebagai foton cahaya tunggal. Menurut model kita, elektron tidak
mungkin ada dalam atom kecuali jika elektron itu memiliki tingkat energi
tertentu. Loncatan sebuah elektron dari sebuah elektron dari sebuah tingkat ke
tingkat yang lain., dengan perbedaan energi antara tingkat itu dilepas
sekaligus sebagai sebuah foton alih-alih sebagai sesuatu yang gradual, cocok
dengan model ini. Jika bilangan kuantum keadaan awal (energi lebih tinggi)
ialah nidan bilangan kuantum keadaan akhir (energi lebih rendah) ialah nf, kita
nyatakan bahwa
Energi awal –
energy akhir = energy foton
(4.24)
Dengan v
menyatakan frekuensi foton yang dipancarkan.
Keadaan awal dan akhir atom hydrogen
yang bersesuaian dengan bilangan kuantum ni dan nf , menurut persamaan 4.23
berenergi
Jadi, perbedaan energy antara kedua keadaan itu adalah
Frekuensi foton yang dipancarkan dalam transisi ini ialah
(4.25)
Dinyatakan dalam panjang gelombang λ, karena λ=c/v, kita dapatkan
(4.26)
Persamaan 4.26 menyatakan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh atom
hidrogen yang tereksitasi hanya mengandung panjang gelombang tertentu saja.
Panjang gelombang ini jatuh pada deret tertentu yang bergantung dari bilangan
kuantum nfdari tingkat akhir electron. Karena bilangan kuantum awal niharus
selalu lebih besar dari bilangan kuantum akhir nf, supaya terdapat kelebihan
energy yang dilepas sebagai foton, rumus perhitungan untuk lima deret yang
pertama ialah
n = 2, 3, 4 … (Lyman)
n = 3, 4, 5, … (Balmer)
n = 4, 5, 6, … (Paschen)
n = 5, 6, 7, … (Brackett)
n = 6, 7, 8, … (Pfund)
Deret ini bentuknya sama dengan deret spectral empiris yang telah
dibicarakan. Deret Lyman bersesuaian dengan nf = 1; deret Balmer bersesuaian dengan nf = 2; deret Paschen bersesuaian dengan nf = 3; deret Brackett bersesuaian dengan nf = 4; dan deret Pfund bersesuaian dengan nf = 5.
Sampai di sini kita belum memperoleh kepastian bahwa spektrum garis
hidrogen berasal dari transisi electron dari tingkat energi tinggi ke tingkat
energi rendah.Langkah terakhir ialah membandingkan harga tetapan dalam
persamaan di atas dengan tetapan Rydberg R dari persamaan empiris 4.15 hingga
4.19.harga tetapan ini ialah
Yang ternyata sama dengan R. Model
atom hidrogen ini yang pada hakekatnya sama dengan yang dikembangkan oleh Bohr dalam
tahun 1913 (walaupun tidak mempunyai konsep gelombang de Broglie untuk memandu
pikirannya), sesuai eksperimen. Gambar 4.21 menunjukkan secara skematik
bagaimana garis spektral hidrogen berkaitan dengan tingkat energy hidrogen.
Contoh soal
:
1. Berapakah energi teresar yang dipancarkan pada perpindahan pada
perpidahan elektron dalam deret balmer?
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 2
Ditanya :
Emax ?
Jawab:
Energy maksimum akan
terpenihi jika electron beransisi dari kuliit denngan energy paling tunggi
yaitu kulit tak terhingga. Karena deret yang dihasilkan adalah dderet barmer,
maka electron dari kulit tak berhingga akaan bertransisi menuju kulit ke-2.
Denngan
demikian panjang gelombang yang dihasilkan adalah :
2. Pada model atom Bohr, energy electron atom hydrogen pada keadaan
dasar -13,6 eV. Jika electron mengalami eksitasi dari kulit M ke kulit L maka
besar perubahan energy electron adalah…
Pembahasan :
Kulit atom dimulai dari K, L, M,
N dari urutannya kulit L merupakan kulit ke-2 sedangkan kulit M
merupakan ke-3 sehingga diperoleh besarnya energy electron yang tereksitasi
dari kulit M ke kulit L, yaitu:
2.2 Spektrum Emisi Atom Hidrogen
Tabung sinar
hidrogen merupakan suatu
tabung tipis yang berisi gas hidrogen pada tekanan rendah dengan
elektroda pada tiap-tiap ujungnya. Jika anda melewatkan tegangan
tinggi (katakanlah, 5000 volt),
tabung akan menghasilkan
sinar berwarna merah muda yang
terang.Jika sinar tersebut dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar
akan terpecah menjadi beberapa warna.
Warna yang dapat
anda lihat merupakan sebagian kecil dari
spektrum emisi hidrogen. Sebagian besar
spektrum tak terlihat
oleh mata karena berada pada
daerah infra-merah atau ultraviolet.
Pada foto berikut,
sebelah kiri menunjukkan bagian dari
tabung sinar katoda,
dan sebelah kanan menunjukkan
tiga garis yang paling mudah dilihat pada daerah tampak (visible)dari spektrum.
(mengabaikan “pengotor” “ biasanya
berada di sebelah kiri garis
merah, yang disebabkan oleh cacat pada saat foto diambil. Lihat catatan)
Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis
yang dapat anda
lihat dengan mata telanjang. Hal ini memungkinan untuk
mendeteksi pola garis-garis pada daerah ultra-violet dan inframerah spektrum
dengan baik.Hal ini memunculkan sejumlah “deret” garis yang dinamakan nama
penemunya. Gambar di bawah ini menunjukkan tiga dari deret garis tersebut,
deret lainnya berada di daerah infra-merah, jika digambarkan terletak di
sebelah kiri deret Paschen.
Deret Lyman merupakan
deret garis pada daerah ultra-violet. Perhatikan bahwa
garis makin merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi. Akhirnya,
garis-garis makin rapat dan tidak mungkin diamati satu
per satu, terlihat
seperti spektrum kontinu. Hal
itu tampak sedikit
gelap pada ujung kanan tiap spektrum. Spektrum emisi
atom hidrogen bebas dalam keadaan tereksitasi ternyata terdiri
atas beberapa set
garis-garis spektrum yaitu satu
set dalam daerah
uv (ultra violet), satu
set dalam daerah
tampak (visible, artinya tampak
oleh mata manusia) dan beberapa set
dalam daerah inframerah
(IR, infrared) dari spektrum
elektro magnetik seperti ditunjukkan oleh Gambar Spektrum ini diperoleh bila
cahaya pucat kebiruan dari gas hidrogen yang dipijarkan (artinya teratomisasi)
dilewatkan pada sebuah prisma gelas.
Bertahun-tahun para ilmuwan
berusaha mendapatkan suatu pola formula yang melukis-kan hubungan antar
panjang gelombang ( z)
garisgaris spektrum atom hidrogen, dan akhirnya pada tahun 1885 J.
Balmer (Swiss) berhasil menunjukkan
bahwa grafik hubungan antara
frekuensi ( z) dengan 1/n2
ternyata berupa garis
lurus dengan mengikuti rumusan:
(dengan n= 3,
4, 5, 6, ....... ) ......... (1.1)
Oleh karena 1/?
= ν (bilangan gelombang) dan z z= c /z, maka persamaan (1.1) dewasa ini sering
diungkapkan sebagai berikut:
(dengan n= 3,4,5,6, ...........)
Bila elektron menempati
orbit pertama (n =
1), dikatakan bahwa atom
hidrogen dalam keadaan dasar atau
ground statekarena atom ini mempunyai energi
terendah yang umumnya
dicapai pada temperatur kamar
untuk hampir sebagian
besar unsur maupun molekul.
Untuk keadaan tingkat energi yang
lebih tinggi, yaitu n >
1 untuk atom hidrogen, dikatakan atom dalam keadaan
tereksitasiyang tentunya relatif kurang stabil daripada keadaan dasarnya. Suatu
atom atau molekul dapat berada dalam
keadaan tereksitasi karena
pengaruh pemanasan atau listrik,
dan akan kembali
ke keadaan dasar dengan memancarkan energi radiasi sebagai spektrum
garis yang besarnya sama dengan perbedaan energi antara kedua tingkat energi
yang ber-sangkutan.Dari persamaan (1.10)
perbedaan energi, zE, antara dua orbit elektron n1 dan n2 (n2 > n1) dapat dinyatakan
dengan formula:
Dengan mengenalkan
besaran energi cahaya menurut Einstein
,
zE = h f = h c
ν ,
ke dalam persamaan (1.11)
diperoleh:
( - )
......... (1.2)
dan = ( - ) .........
Persamaan diatas
ini jelas identik dengan persamaan
Ritz (1.5),
sehingga tetapan Rydberg, RH,
dapat dihitung secara teoretik yaitu sebesar 109708 cm-1; suatu hasil
yang sangat mentakjubkan dibandingkan dengan
hasil eksperimen, RH = 109679
cm-1. Dengan demikian, Bohr mampu mendemonstrasikan perhitungan-perhitungan yang
cukup akurat terhadap spektrum
garis atom hidrogen.
Contoh Soal
1. Dalam spectrum pancaran atom hydrogen, rasio antara panjang
gelombang untuk radiasi (n=2 ke n=1) terhadap radiasi balmer (n=3 ke n=2)
adalah ….
Diketahui :
Panjang gelombang L, n= 2 ke n=1
Panjang gelombang B, n=3 ke n= 2
Ditanya
Rasio antar panjang gelombang ?
= = =
2. Atom hidrogen berpindah lintasan dari n = 3 ke n = 1. Jika R adalah
konstanta Reidberg, berapakah panjang gelombang foton yang dipancarkan?
Dik : n = 1 m = 3
Dit : λ
Jawab :
3.
Cari panjang gelombang garis
spectra yang bersesuaian dengan transisi hidrogen dari keadaan
n = 6 ke n = 3.
Diketahui : n1 = 3
, n2 = 6
Ditanya :
Jawab :
= 1Å
4.
Cari panjang gelombang foton
yang dipancarkan bila atom hidrogen bertransisi dari keadaan n = 10 ke keadaan
dasar.
Diketahui : n1 = 1, n2 = 10
Ditanya :
Jawaban:
= 9,2x Å
5. Tentukan panjang gelombang saat transisi electron ke n = 2 pada
deret Lyman. Deret Lyman m = 1.
Jawab :
Maka : = R
= R
= R
ℷ = = 121, 52 nm
6.
Spektrum deret Paschen
menghasilkan panjang gelombang 1,28 x m. tentukan
nilai n pada deret paschen tersebut. Jika konstanta Rydberg R = 1,097 X
Jawab :
Pada deret paschen berlaku :
2.3 Coresponden Principle
Fisika kuantum, yang sangat
berbeda dari fisika klasik di dunia mikro di luar jangkauan akal sehat kita,
tetap harus memberikan hasil yang sama dengan fisika klasik di dunia mikro di
mana eksperimen menunjukkan bahwa yang terakhir itu valid. Kita telah melihat
bahwa persyaratan dasar ini berlaku untuk teori gelombang benda bergerak. Kita
sekarang akan menemukan bahwa itu juga berlaku untuk model atom hidrogen Bohr.
Menurut teori elektromagnetik, sebuah elektron yang bergerak dalam orbit
melingkar memancarkan gelombang yang frekuensinya sama dengan frekuensi
revolusi dan harmonik (yaitu, kelipatan integral) dari frekuensi tersebut.
Dalam atom hidrogen kecepatan elektron adalah
Sedangkan
berdasarkan postulat bohr yang kedua yaitu Emisi atau absorpsi radiasi terjadi
bila elektron melompat (bertransisi) dari satu orbit stasioner ke orbit
stasioner lainnya. Bila elektron melompat dari orbit stasioner berenergi Ei ke
orbit dibawahnya yang berenergi Ef, maka elektron akan mengemisikan cahaya
dengan foton yang berenergi sama dengan beda energi keduanya:
Selanjutnya,
secara klasik seperti diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini, gaya tarikan inti
pada elektron di suatu orbit berjari-jari r adalah:
di mana e=1,6 x
10-19 C, Ɛo = adalah permitivitas ruang hampa, dan 1/)= .Pada saat yang sama, jika v
adalah kecepatan elektron dan
e =9,11x 10-31
kg adalah massanya, maka gaya sentrifugal pada elektron adalah:
Karena
stasioner, kedua gaya dalam persamaan gaya tarik pada electron dan gaya
sentrifugal yang saling meniadakan,
sehingga didapatkan kecepatan elektron
adalah
Kita ketahui
bersama bahwa persamaan untuk frekuensi revolusi dari sebuah electron adalah
Kita substitusikan persamaan Rn yang kita ketahui, sehingga
didapatkan
Dalam situasi seperti apa atom Bohr menjadi kelasik? Jika orbit electron
begitu besar kita mungkin bisa mengukurnya secara langsung, efek kuantum
seharusnya tidak mendominasi. Orbit 0.01 mm misalnya, memenuhi spesifikasi ini.
Seperti yang kita temukan dalam contoh 4.3, angka kuantumnya adalah n = 435.
Apa yang diprediksi teori Bohr mengenai atom yang akan menghasilkan radiasi.
Menurut persamaan (4.17), atom hydrogen urun dari tingkat energy ke-n ke
tingkat energy ke-n memancarkan foton yang frekuensinya adalah
Mari kita tuliskan n untuk bilangan kuantum awal n dan n-p (dimana p = 1,
2, 3 ..) untuk bilangan kuantum terakhirnya. Dengan substitusi ini,
Ketika nidan nf keduanya
sama besar, n jauh lebih besar daripada p dan
Maka
Ketika p=1,
frekuensi radiasi persis sama dengan frekuensi rotasi f
elektron orbital yang diberikan dalam Persamaan(4.19). Kelipatan frekuensi ini
dipancarkan ketika p 2, 3, 4,. . . . Oleh karena itu baik gambar kuantum dan
klasik atom hidrogen membuat prediksi yang sama dalam batas jumlah kuantum yang
sangat besar. Ketika n=2, Persamaan(4.19).memprediksi frekuensi radiasi yang
berbeda dari yang diberikan oleh Persamaan. (4,20) hampir 300 persen. Ketika n=10.000,
perbedaan hanya sekitar 0,01 persen.
Persyaratan bahwa fisika kuantum memberikan hasil yang sama dengan fisika
klasik dalam batas bilangan kuantum yang besar disebut oleh Bohr sebagaiprinsip
korespondensi. Prinsip ini telah menjadi peran penting dalam pengembangan teori
materi kuantum.
Bohr sendiri menggunakan prinsip korespondensi secara terbalik, untuk
mencari kondisi stabilitas orbit. Mulai dari Persamaan. (4.19) ia dapat
menunjukkan bahwa orbit yang stabil harus memiliki momentum sudut orbital electron.
Kondisi orbit yang stabil yaitu:
Karena panjang gelombang elektron de Broglie adalah, Persamaan. (4.21) sama
dengan Persamaan. (4.12), , yang menyatakan bahwa
orbit elektron harus mengandung jumlah panjang gelombang yang tidak
terpisahkan.
Contoh soal
1. Elektron atom hydrogen berada pada orbit Bohr n = 2. Jika k = 9 x , dengan e = 1,6 x C, me = 9,1 x kg,
tentukan
a. Jari-jari orbit
b. Gaya elektrostatik yang bekerja
pada electron
c. Kelajuan electron
Jawab :
a. Jari-jari orbit (
m = 0,53 .
= 0,53 . 22
= 2,12
b. Gaya elektrostatik yang bekerja
pada electron (
c. kelajuan electron (
2. Sebuah electron berpindah lintasan dari n = 2 ke n = 1 dengan
memancarkan energy. Tentukan :
a.
Energy foton yang dipancarkan
b.
Frekuensi foton
c.
Panjang gelombang foton
Jawab :
a. Energi foton yang di pancarkan
E = -1,632
x (tanda (-) menyatakan pemancaran energi)
b. Frekuensi foton (f)
c. panjang gelombang foton
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jumlah garis spektral
atom unsur tergantung pada
konfigurasi elektron atau banyaknya elektron
dalam orbital yang terdapat
pada suatu sub
kulit. Karakteristik suatu garis
spektra ditentukan oleh
panjang gelombang dan intensitas
garis spektra tersebut. Jika gas
atomik atau uap atomik yang bertekanan
sedikit di bawah
tekanan atmosfer dieksitasi dengan
mengalirkan arus listrik radiasi yang
dipancarkan hanya mempunyai spektrum yang
berisi panjang gelombang tertentu saja. Yang ternyata harga tetapannya sama dengan R. Model atom
hidrogen ini yang pada hakekatnya sama dengan yang dikembangkan oleh Bohr dalam
tahun 1913, sesuai eksperimen, menunjukkan secara skematik bagaimana garis spektral
hidrogen berkaitan dengan tingkat energy hidrogen.
Kehadiran tingkat energi diskrit tertentu dalam atom hidrogen menyarankan
adanya hubungan dengan spektrumgaris. Anggaplah jika sebuah elektronpada
tingkat eksitasi jatuh ke tingkat yang lebih rendah, kehilangan energinya
dipancarkan sebagai foton cahaya tunggal. Menurut model kita, elektron tidak
mungkin ada dalam atom kecuali jika elektron itu memiliki tingkat energi
tertentu. Loncatan sebuah elektron dari sebuah elektron dari sebuah tingkat ke
tingkat yang lain., dengan perbedaan energi antara tingkat itu dilepas
sekaligus sebagai sebuah foton alih-alih sebagai sesuatu yang gradual, cocok
dengan model ini. Jika bilangan kuantum keadaan awal (energi lebih tinggi)
ialah nidan bilangan kuantum keadaan akhir (energi lebih rendah) ialah nf, kita
nyatakan bahwa
Energi awal –
energy akhir = energy foton
Jadi, perbedaan energy antara kedua keadaan itu adalah
Frekuensi foton yang dipancarkan dalam transisi ini ialah
Dinyatakan dalam panjang gelombang λ, karena λ=c/v, kita dapatkan
Menurut teori elektromagnetik,
sebuah elektron yang bergerak dalam orbit melingkar memancarkan gelombang yang
frekuensinya sama dengan frekuensi revolusi dan harmonik (yaitu, kelipatan
integral) dari frekuensi tersebut. Dalam atom hidrogen kecepatan elektron
adalah
Sedangkan berdasarkan postulat bohr yang kedua yaitu Emisi
atau absorpsi radiasi terjadi bila elektron melompat (bertransisi) dari satu
orbit stasioner ke orbit stasioner lainnya.
3.2 Saran
Untuk memperdalam materi mengenai
tingkat energy, spectrum emisi atom hidrgen dan correspondence principle
penulis menyarankan pembaca untuk mencari berbagai referensi, tidak hanya dari
makalah yang kami buat.Karena kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.Dan dari ini kami berharap pembaca memberikan masukan baik berupa
kritik maupun saran untuk perbaikan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika
Modern. Jakarta: Erlangga.
Dwi Retno, Suyanti. 2009. Efektifitas Praktikum Multimedia Struktur Atom
dalam Mengatasi Miskonsepsi Kimia Anorganik Mahasiswa.
Prasetyo, Eko, dkk. 2007. Identifikasi Unsur-Unsur
Berdasarkan Spektrum Emisi Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan.Jurnal Sains
& Matematika (JSM) ISSN 0854-0675.
Setyorini, Evi Sulis., Kholis, Fatma R R. 2012.
Tingkat Energi dan Spektrum.Jurnal Matematika dan Sains.Vol.17 No. 2.
Siregar, Rustam E. 2018. Fisika Kuantum Teori dan
Aplikasi.Padjajaran : Universitas Padjajaran.
Suparmi, dkk.2012. Analisis Fungsi Gelombang dan
Spektrum Energi Potensial Rosen Morse Menggunakan Metode Hipergeometri.Jurnal
Matematika & Sains. Vol. 17 No. 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar