Kamis, 28 November 2019

KETERAMPILAN BERTANYA


MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR FISIKA
KETERAMPILAN BERTANYA


 






Disusun Oleh :
Kelompok                                :
Anggota                                  :          Hikma Ramadhani (A1C318003)
Ari Feriwandani Sihombing (A1C318030)







PROGRAM STUDI  PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019


Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “Keterampilan Bertanya” dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Fisika.
            Makalah ini dapat disusun dengan berpedoman pada sumber-sumber yang terpercaya dan disusun dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar konteks yang diberikan mudah dipahami dan dimengerti, seterusnya kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini, yaitu :
1.      Dosen pengampu mata kuliah belajar dan pembelajaran
2.      Teman-teman sekalian
3.      Pihak-pihak yang telah bersedia memberikan sumber atau data sehingga makalah ini dapat tersusun.
Akhirnya, kami berharap semoga dengan adanya makalah ini tersusun dapat menambah pengetahuandan informasi yang bermanfaat. Namun demikian, kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih baik kedepannya.



Jambi, 01 Oktober 2019
           

                                Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang
1.2           Rumusan Masalah 
1.3           Tujuan Penelitian 
BAB II  PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Keterampilan bertanya
2.2      Jenis-Jenis Pertanyaan
2.3     Tujuan Keterampilan Bertanya
2.4      Teknik Bertanya
BAB III  PENUTUP
3.1           Kesimpulan
3.2           Saran 
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Jadi, pengajar atau pendidik adalah unsur yang sangat berpengaruh dan berperan penting dalam proses pendidikan tersebut. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar.
Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup mendasar karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Ada 8 keterampilan dasar mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya: 1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran; 2. Keterampilan menjelaskan; 3 Keterampilan bertanya; 4. Keterampilan mengelola kelas/membimbing diskusi; 5. Keterampilan menggunakan variasi mengajar; 6. Keterampilan memberi penguatan; 7. Keterampilan memilih dan menggunakan media sumber belajar dan 8. Keterampilan membuat skenario pembelajaran.
Dalam pembelajaran, siswa aktif bertanya bukanlah sesuatu yang mudah.  Untuk membiasakan siswa bertanya seyogyanya sudah dimulai dari lingkungan, keluarga dan masyarakat. Bertanya merupakan cermin dari rasa ingin tahu tentang sesuatu yang ditanya, namun alangkah sedihnya jika pertanyaan siswa tidak diakomodasi oleh guru. Jadi, beranjak dari kesenjangan tersebut maka penulis menyusun makalah mengenai salah satu keterampilan guru dalam mengajar yaitu keterampilan bertanya dengan judul ”Keterampilan Bertanya”.
1.2  Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian dari keterampilan bertanya?
  2. Apa saja jenis-jenis pertanyaan?
  3. Apakah tujuan keterampilan bertanya?
  4. Bagaimana teknik keterampilan bertanya?
  5. Apa kelebihan dan kelemahan bertanya?
1.3  Tujuan Penulisan
  1. Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan bertanya.
  2. Untuk mengetahui jenis-jenis pertanyaan.
  3. Untuk mengetahui tujuan keterampilan bertanya.
  4. Untuk mengetahui teknik keterampilan bertanya.
  5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan bertanya. 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian keterampilan bertanya
Pengertian keterampilan bertanya  secara etimologis diuraikan menjadi dua suku kata yaitu “terampil” dan “tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenal. Respons yang diberikan dapat berupa  pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi lawan bicara.
Menurut Brown (2007:59), menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa.Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa (Sofa, 2008).Jadi, keterampilan bertanya adalah suatu kemampuan seorang guru dalam meminta keterangan ataupun sebaliknya untuk mendapakan informasi dalam pelaksanaan tujuan.
2.2  Jenis-Jenis Pertanyaan
Klasifikasi Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom
Menurut Beni (2008), Taksonomi Bloom merupakan salah satu cara yang dipakai dalam merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga diterapkan untuk mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas.
Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domain) yang dikemukan Bloom dan kawan-kawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang menyangkut aspek pikir); afektif (yang menyangkut aspek sikap); psikomotor (yang menyangkut aspek keterampilan).
Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini, maka domain yang digunakan ialah kognitif oleh karena seseorang yang bertanya berarti ia berpikir (aspek pikir yang diutamakan). Untuk domain kognitif ini ada enam tingkatan, yang masing-masing tingkat dituntut proses berpikir yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesukarannya dari keenam tingkatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua golongan ialah:
Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah:
1)      pengetahuan (knowledge)
2)      pemahaman (comprehension)
3)      penerapan (application)
Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi:
1)      analisis (analysis)
2)      sintesis (synthesis)
3)      evaluasi (evaluation)
Dari ke enam tingkatan tersebut secara berturut-turut akan diuraikan sebagai berikut:
1.        Pertanyaan pengetahuan
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah, yang hanya menuntut siswa untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta, kejadian, definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya. Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pengetahuan ini antara lain: Apa?, Siapa?, Bilamana?, Di mana?, Sebutkan!, Ingatlah istilah, Kemukakan definisi!, Pasangkan!, Berilah nama!, dan Golongkan!.
2.        Pertanyaan pemahaman
Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau memahami sesuatu. Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Beberapa kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan pemahaman adalah: Bedakanlah, Terangkan, Simpulkan, Bandingkanlah, Jelaskan dengan kata-katamu sendiri, Terjemahkan, Ubahlah, Berilah contoh, dan Berikan interpretasi.
3.        Pertanyaan penerapan (aplikasi)
Pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu jawaban dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Siswa dihadapkan pada pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya. Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang dipelajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap masalah itu. Beberapa kata yang sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah: Gunakanlah, Tunjukkanlah, Demonstrasikan, Buatlah sesuatu, Carilah hubungan, Tuliskan suatu contoh, Siapkanlah, dan Klasifikasikanlah.
4.        Pertanyaan analisis
Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan menciptakan sesuatu yang baru, untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab-sebab, motif-motif atau mengadakan deduksi (dari suatu generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori, dicari fakta-faktanya).
5.             Pertanyaan sintesis
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingkat tinggi yang menuntut siswa untuk berpikir orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat menjadi suatu kesatuan. Mereka dituntut untuk dapat mengambil suatu kesimpulan dari informasi yang telah diberikan. Siswa tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus berpikir dengan sungguh-sungguh. Berikut ini adalah kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis: Ramalkanlah, Bentuk, Ciptakanlah, Susunlah, Rancanglah, Tulislah, Bagaimana kita dapat  memecahkan, Apa yang terjadi seaindainya, Bagaimana kita dapat memperbaiki, dan Kembangkan.
6.        Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi dan untuk dapat menyatakan pendapat atau menilai berbagai ide, karya seni, pemecahan masalah serta alasan-alasan keputusannya, harus digunakan kriteria-kriteria tertentu.
2.3  Tujuan Keterampilan Bertanya
Secara umum pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa bertujuan untuk:
  1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
  2. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu permasalahan.
  3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang menghambat siswa belajar.
  4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif
  5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilisasi informasi.
  6. Mendorong siswa mengemukakan pandangannya dalam diskusi.
  7. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
2.4  Teknik Bertanya
Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat merupakan suatu alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa .Karena itu seyogyanya guru menguasai berbagai teknik bertanya. Selain itu guru juga hendaknya mendengarkan dengan sunguh-sungguh apa yang dikemukakan siswa, kemudian memberikan tanggapan yang positif terhadapnya. Penguasaan berbagai teknik bertanya harus disertai dengan keinginan dan kemampuan untuk mendengarkan dengan baik serta dilandasi sikap terbuka dan positif .
Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu wahana penunjang terlaksananya cara belajar siswa aktif. Dalam mengajukan pertanyaan dapat digunakan teknik sebagai berikut :
a.  Guru bertanya kepada semua siswa, lalu memberikan giliran kepada seseorang.
b.  Siswa memberikan jawaban yang tepat dan dapat mendorong siswa lainnya untuk memberikan tanggapan dan mengajukan pertanyaan.
c.   Setelah beberapa tanggapan dan jawaban siswa, guru mengemukakan pertanyaan lagi dan akhirnya siswa bersama guru membuat kesimpulan jawaban .
2.5  Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan Bertanya
Kelebihan dari keterampilan bertanya adalah sebagai berikut:
  1. Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.
  2. Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara merdeka, sehingga pelajaran akan lebih menarik.
  3. Menghilangkan verbalisme, individualisme dan intelektaulisma (Munsyi (1981:70) dalam Albantati, 2010).
Kekurangan dari keterampilan bertanya adalah sebagai berikut
1.      Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.
2.      Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada sentiment pribadi.
3.      Tidak semua anak mengerti dan dapat mengajukan pendapat (Munsyi (1981:70) dalam Albantati, 2010).
 BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
  1. Keterampilan bertanya merupakan kemampuan dalam memberikan pertanyaan kepada siswa agar mencapai sasaran yang tepat dengan maksud antara lain untuk memberikan dorongan kepada siswa agar mereka mengemukakan pendapat, sekedar apersepsi, atau untuk mendapatkan umpan balik dari penjelasan yang telah disampaikan. keterampilan ini merupakan salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran.
  2. Pertanyaan dapat dibedakan menjadi bermacam-macam, antara lain yaitu: klasifikasi pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom, berdasarkan maksudnya, berdasarkan tujuannya, berdasarkan luas dan sempitnya sasaran, dan berdasarkan caranya.
  3. Ada beberapa tujuan keterampilan bertanya, beberapa diantara yaitu Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu permasalahan, Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu permasalahan dan lain-lain.
  4. Komponen keterampilan bertanya ada dua yaitu, keterampilan bertanya mendasar dan keterampilan bertanya lanjutan.
  5. Teknik bertanya dapat dilakukan dengan beberapa hal, diantaranya seorang guru dalam mengajukan pertanyaan yaitu tentang tujuan, penysusunan kata-kata, struktur, pemusatan, pindah gilir, distribusi/penyebaran, pemberian waktu, pemberian tuntunan, antusias, dan hangat.
  6. Kelebihan keterampilan bertanya yaitu mempererat hubungan guru dengan murid dan melatih untuk berpendapat, sedangkan kelemahannya antara lain mudah keluar dari topik pembicaraan, menimbulkan perdebatan, serta tidak semua siswa mengerti dan dapat berpendapat.

3.2  Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca yang akan berprofesi sebagai calon guru agar dapat menguasai keterampilan bertanya ini, karena keterampilan ini merupakan salah satu keterampilan penting di dalam memotivasi minat belajar siswa.
 DAFTAR PUSTAKA
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Nana Sudjana. 2006. Dasar-dasar Proses belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sardiman A. M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali.
Winataputra, Udin.S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka
WinaSanjaya. (2010).Strategi  Pembelajaran   Berorientasi  Standar   Proses  
Pendidikan.Jakarta: Kencana



Tidak ada komentar:

Posting Komentar